Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim. Hendaknya menuntut ilmu hanya mengharap wajah Allah, menuntut ilmu untuk menghilangkan kebodohan dalam diri dan menuntut ilmu untuk bisa beramal lebih baik.
Sabtu, 26 Agustus 2017
Sertifikat
Minggu, 23 Juli 2017
Sholat Berjamaah Bagi Wanita
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Ta'ala atas segala nikmat yang telah diberikan. Shalawat dan salam kepada Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam beserta keluarga, sahabat dan para umatnya yang senantiasa istiqomah di atas Sunnah.
Seringkali kita menemui orang-orang shalat berjamah di masjid atau pernah juga melakukan shalat berjamaah di rumah. Shalat berjamaah lebih utama daripada shalat sendiri karena memiliki keistimewaan. Rasulullah Shallallahu `alaihi wa sallam bersabda: “Shalat seseorang dengan berjamaah dilipatgandakan sebanyak 25 kali lipat bila dibandingkan shalatnya di rumahnya atau di pasar. Hal itu dia peroleh dengan berwudhu dan menyempurnakan wudhunya, lalu ia keluar menuju masjid dan tidak ada yang mengeluarkan dia kecuali semata untuk shalat. Maka tidaklah ia melangkah dengan satu langkah melainkan diangkat baginya satu derajat dan dihapus darinya satu kesalahan. Tatkala ia shalat, para malaikat terus-menerus mendoakannya selama ia masih berada di tempat shalatnya dengan doa, ‘Ya Allah, berilah shalawat atasnya. Ya Allah, rahmatilah dia!’ Terus-menerus salah seorang dari kalian teranggap dalam keadaan shalat selama ia menanti shalat.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Mengetahui hadits tersebut, para wanita kadang lebih suka shalat berjamaah serta melakukan hal tersebut karena alasan lain misal merasa lebih khusyu' jika shalat berjamaah.
Hukum shalat jamaah bagi wanita
Shalat jamaah tidak wajib bagi wanita menurut ijma' (kesepakatan) ulama tetapi mereka tetap disyari'atkan untuk sholat berjamaah.
Shalat jamaah bagi wanita ada dua macam :
1. Berjamaah bersama wanita lain, ini disyariatkan karena tiga perkara :
a. Keutamaan hadits-hadits yang menerangkan tentang keutamaan shalat berjamaah.
b. Tidak ada larangan bagi wanita melakukan shalat bersama wanita lain.
c. Perbuatan beberapa sahabat wanita misal Ummu Salamah dan Aisyah.
Dari Raithah al Anawiyah, dia berkata : "Aisyah pernah mengimami mereka dan melakukan di tengah mereka pada waktu shalat wajib. "
Dari Ammar ad Duhni dari seorang wanita di kaumnya yang sering dipanggil dengan Hujairah dari Ummu Salamah bahwasanya dia mengimami mereka dan berdiri di tengah mereka.
2. Berjamaah bersama lelaki. Dari Anas, beliau berkata:"saya shalat bersama yatim di belakang Rasulullah dan Ummu Salamah di belakang kami. "
Wanita sholat di dalam rumahnya
Sebaik-baik masjid bagi para wanita adalah diam di rumah-rumah mereka.” (HR. Ahmad, hasan).
Rasulullah Shallallahu `alaihi wa sallam sendiri telah bersabda kepada para wanita: “Shalatnya salah seorang dari kalian di makhda’-nya (kamar khusus yang digunakan untuk menyimpan barang berharga) lebih utama daripada shalatnya di kamarnya. Dan shalatnya di kamar lebih utama daripada shalatnya di rumahnya. Dan shalatnya di rumahnya lebih utama daripada shalatnya di masjid kaumnya. Dan shalatnya di masjid kaumnya lebih utama daripada shalatnya bersamaku.” (HR. Ahmad, hasan)
Imam asy-Syaukani rahimahullah berkata setelah membawakan hadits yakni shalat mereka (wanita) di rumah-rumah mereka lebih baik bagi mereka daripada shalat mereka di masjid-masjid, seandainya mereka mengetahui yang demikian itu. Akan tetapi mereka tidak mengetahuinya sehingga meminta izin untuk keluar berjamaah di masjid, dengan keyakinan pahala yang akan mereka peroleh dengan shalat di masjid lebih besar. Shalat mereka di rumah lebih utama karena aman dari fitnah.
Dengan shalat di rumah, para wanita terjauhkan dari ikhtilat (campur baur) dengan laki-laki sehingga akan menjauhkannya pula dari fitnah.
Wanita berjamaah di masjid
Jika seorang istri minta izin kepada suami untuk shalat berjamaah di masjid, sebaiknya bagi seorang suami tidak melarangnya. Rasulullah bersabda: "Jika seorang istri meminta izin kepada salah seorang dari kalian untuk pergi ke masjid maka hendaknya tidak melarangnya. " Beliau Shallallahu `alaihi wa sallam juga bersabda: “Jangan kalian mencegah hamba-hamba perempuan Allah dari shalat di masjid-masjid-Nya.” (HR.Bukhari dan Muslim )
Pemberian izin bagi para wanita untuk pergi ke masjid selama tidak memakai wewangian, tidak berhias agar tidak mengundang fitnah. Maka para laki-laki hendaknya memberi izin untuk shalat jamaah di masjid. Para wanita hendaknya menjaga dirinya agar tidak menimbulkan fitnah ketika keluar untuk pergi ke masjid dengan tidak memakai wewangian, perhiasan dan perkara-perkara lain yg menimbulkan fitnah. Rasulullah bersabda: "Jika salah seorang dari kalian (wanita) hendak pergi ke masjid maka janganlah memakai wewangian. "(HR Muslim)
Ketika shalat berjamaah di masjid, hendaknya wanita memilih shaf yg akhir. Rasulullah bersabda: "Sebaik-baik shaf bagi laki-laki adalah awalnya dan sejelek-jelek shaf baginya yang paling akhir, dan sebaik-baik shaf bagi wanita adalah akhirnya dan sejelek-jelek shaf baginya adalah yang awalnya. "(HR Muslim)
Shaf akhir menjadi lebih baik bagi wanita jika shalat di belakang laki-laki. Namun, jika shalat berjamaah dengan wanita atau bersama imam pada tempat yang terpisah dari laki-laki, maka secara dzahir sebaik-baik shaf bagi mereka adalah awalnya. Rasulullah bersabda: "Sesungguhnya Allah dan malaikatnya bershalawat kepada orang-orang yang berada di shaf awal. ". (HR Abu Daud, An Nasa'i dan Ibnu Majah, Shahih)
Ketika seorang wanita shalat berjamaah di dalam rumah dengan anak, saudara atau teman wanitanya, posisi imam ketika berada di jamaah wanita adalah di tengah barisan. Sebaiknya ketika imam wanita membaca bacaan sholat dengan suara pelan.
Siapa yang menjadi Imam?
Siapakah yang berhak jadi imam? Apakah yang paling bagus bacaannya atau yang paling memahami agama? Para ulama terbagi ke dalam dua pendapat dalam masalah ini.
Pertama, orang yang paling bagus bacaannya lebih berhak menjadi imam. Ini adalah pendapat abu Hanifah dan teman-temannya, serta ats Tsauri dan Ahmad. Dalilnya adalah sabda Rasulullah :" jika mereka bertiga maka hendaklah salah seorang mengimami mereka dan baik, diantara mereka. (HR. Muslim). Hadits Abu Mas'ud al Anshari, rasulullah bersabda :" yang paling berhak menjadi imam adalah yang paling bagus bacaan Al Qur'annya diantara mereka, jika dalam bacaan sama maka yang paling mengetahui tentang sunnah. Jika dalam sunnah mereka sama, maka yangv ebih dahulu hijrah, jika dalam hijrah sama maka yang lebih dahulu masuk islam,... (HR. Muslim)
Kedua, orang yang paling memahami agama lebih berhak menjadi imam daripada yang paling bagus bacaannya. Ini adalah pendapat Syafi'i, riwayat dari Abu Hanifah dan Ahmad.
Pendapat yang kuat adalah yang paling bagus bacaannya yang lebih berhak menjadi imam tetapi dengan syarat mengetahui perkara-perkara wajib yang berhubungan dengan shalat.
Pada shalat jahriyyah (shubuh, maghrib, isya') bacaan yang dikeraskan adalah takbiratul ihram, al fatihah, surat pendek, takbir perpindahan serta salam.
Bagi wanita, Syaikh 'Abdul 'Aziz bin Bazz rahimahullahu mengatakan
"Disunnahkan bagi wanita, muslimah untuk mengangkat (mengeraskan suara) pada shalat jahr. Seperti shalat shubuh, 2 raka'at pertama pada shalat isya' dan maghrib, hal ini disunnahkan bagi wanita sebagaimana bagi kaum laki-laki. Kecuali ada di dekatnya laki-laki ajnabi (bukan mahram) maka membaca dengan siir (pelan) itu lebih utama. Adapaun membaca siir juga tidak mengapa".
Khusnul Rofiana S.Si.
Penutup
Tidak mengapa wanita shalat jamaah di masjid dengan syarat tidak berhias, tidak memakai wewangian atau perkara lain yang menimbulkan fitnah. Namun sebaiknya wanita berjamaah dengan saudara, anak atau teman perempuannya di rumahnya.
Referensi:
Abu Malik Kamal bin As-Sayyid Salim, 2015, Shahih Fikih Sunnah, Pustaka Azam.
Syaikh Kamil Muhammad 'Uwaidah, Fiqih Wanita, Pustaka al-Kautsar.
Minggu, 09 Juli 2017
Beda zuhud dan wara'
zuhud adalah semangat untuk meninggalkan hal yang tidak bermanfaat bagi akhirat seperti berlebihan dalam hal-hal yang mubah yang dapat membuat seseorang lalai dari ketaatan kepada Allah.
adapun wara’ yang syar’i adalah meninggalkan hal-hal yang dapat membahayakan nasib kita di akhirat, termasuk di dalamnya adalah meninggalkan hal-hal yang haram dan syubhat karena perkara syubhat itu terkadang merupakan hal membahayakan nasib seseorang di akhirat.
Namun perlu diketahui bahwa zuhud dan wara itu adalah sebuah tingkatan yang tidak dicapai oleh semua orang, Ibnul Qayyim dalam Al Fawaid mengatakan
ﻭﺍﻟﻘﻠﺐ ﺍﻟﻤﻌﻠﻖ ﺑﺎﻟﺸﻬﻮﺍﺕ ﻻ ﻳﺼﺢ ﻟﻪ ﺯﻫﺪ ﻭﻻ ﻭﺭﻉ
“hati yang selalu terkait dengan syahwat tidak sah baginya zuhud dan wara'”
Jika tau dighibahi
Bila tau dighibahi
1. Sabar
2. Evaluasi,taubat,istighfar. Mungkin karena kita suka ghibah jg
3. Bersyukur
4. Berterima kasih kepada pengghibah
5. Menghadirkan keyakinan,apa yg orang lain ghibahi tidak mengubah takdir
6 Tidak orientasi dunia,biasa saja ketika dighibahi
7. Perbanyak dzikir dan sholat
8. Mendoakan yg mengghibahi
Faidah kajian ustadz nuzul dzikri
Senin, 22 Mei 2017
Jarik, Kain Indah Multifungsi
Indonesia kaya akan budaya di masing-masing daerah. Termasuk kaya akan hasil karya seninya dalam hal kain tradisional salah satunya adalah jarik.
Jarik adalah kain panjang dengan corak batik warna coklat dengan motif batik yang beraneka ragam. Kain sebagai khasanah Batik Tradisional Indonesia seringkali disebut juga jarit.
Jarik dalam deskripsi bahasa jawa, " Jarik yaiku salah sawijing ageman tradisional wong Jawa kang dinggo kanggo gawe gatukan busana beskap utawa kebaya. Jarik iki bisa dinggo nang wong Lanang lan uga wong wadon."
Maksudnya adalah jarik yaitu salah satu pakaian tradisional jawa yang digunakan untuk pasangan busana beskap atau kebaya. Jarik bisa digunakan untuk laki-laki dan perempuan.
Katanya, jarik itu berarti aja gampang serik. Maksudnya jangan mudah iri/sirik kepada orang lain. Lembah lembutnya langkah pengguna akibat pemakaian kain ini pun juga tak lepas dari makna. Diharapkan tindak tanduk yang serba tertata, hati-hati berjalan dan tidak terburu-buru.
Jarik:Pict from Khusnul R
Jarik merupakan pakaian tradisional jawa yang biasa dipakai ketika ada upacara yang memakai baju adat misalnya dalam pernikahan. Pengantin dan keluarganya biasa memakai kain jarik sebagai bawahannya. Pada prosesi siraman biasanya juga menggunakan kain jarik. Para tamu yang masih menjunjung adat istiadat juga memakai paduan jarik beskap bagi laki-laki dan jarik kebaya bagi perempuan.
Dewasa ini, jarik biasa dipakai untuk busana pada waktu situasi formal. Beda waktu dulu, jarik biasa digunakan wanita untuk busana sehari-hari. Mungkin hanya di desa yang bisa ditemui para simbah putri yang masih memakai jarik untuk pakaian sehari-hari mereka.
Ketika acara seserahan bagi calon pengantin yang masih mempunyai simbah putri, ada seserahan khusus namanya "pesing". Ini maksudnya adalah kain jarik, karena waktu calon pengantin masih kecil dulu kadang simbah putrinya suka menggendongnya dan diompoli.
Zaman sekarang, anak muda kurang tertarik memakai jarik karena agak ribet memakainya. Harus dililit dan geraknya jadi terbatas. Jika memang sebaiknya memakai jarik, banyak yang suka memakai rok dengan motif yang biasa untuk jarik. Karena lebih simpel memakainya dan sudah didesain khusus sehingga lebih fashionable.
Ketika memakai jarik mungkin kita tidak tahu bagaimana proses pembuatannya, atau sering terdengar ucapan bahwa jarik batik harganya kok mahal ? Proses pembuatan jarik yang halus dan berkualitas baik akan memakan waktu 9 bulan lamanya. Yang dilakukan sebelum prose's pembuatan adalah memilih kain bahan dasar yang berkualitas, kebanyakannya dari kain mori tetapi bisa juga sutera. Kemudian dilanjutkan Proses pembuatan.
1. Ngloyor dan Ngemplong. Kain pabrikan dibersihkan (untuk mori biasanya mengandung kanji) dengan mempergunakan air panas yang dicampur dengan merang atau jerami. Setelah bersih maka kain dipadatkan serat-seratnya, proses ini disebut Kemplong.
2. Nyorek/Mempola ; membuat pola motif dengan menggunakan pensil.
3. Mbatik ; menempelkan lilin batik (malam) pada pola yang sudah ada dengan memakai Canthing.
4. Nembok. Nembok adalah proses Menutup bagian-bagian yang tidak boleh terkena warna dasar(dalam hal ini warna biru) dengan menggunakan malam. Bagian tersebut ditutup dengan lapisan malam yang tebal seolah-olah merupakan tembok penahan.
5. Medel, Yaitu mencelup kain yang sudah diberi lilin batik kedalam warna yang dikehendaki biasanya warna gelap mempergunakan nila.
6. Ngerok dan Nggirah ini adalah proses menghilangkan lilin dari bagian-bagian yang akan diberi warna, dengan alat kerok/serut.
7. Mbironi yaitu menutup bagian-bagian yang akan dibiarkan tetap berwarna putih dan tempat-tempat yang terdapat cecek (titik titik).
8. Nyoga , mencelup kain kedalam pewarna coklat dan proses terakhir adalah Nglorod yaitu menghilangkan lilin batik dengan air mendidih dan akhirnya kain dikeringkan dan siap diproses menjadi pakaian atau tetap sebagai kain jarik.
Pict from wisbenbae.blogspot.com
Terkadang Kita temukan jarik dengan harga murah. Bahan jarik ini kualitas kain kurang bagus dan biasanya menggunakan batik cap.
Ternyata motif jarik batik itu banyak dan ada maknanya juga. Motif-motifnya antara lain:
1. Batik Motif Ceplok.
Jenis motif ceplok ini memiliki berbagai macam desain geometris. Biasanya motif ini didasarkan pada gambar mawar melingkar, bintang, atau bentuk kecil lainnya yang membentuk pola simetris keseluruhan pada kain.
2. Batik Motif Kawung.
Batik kawung dipercaya merupakan motif batik yang tertua. Batik kawung pada jaman dahulu khusus disediakan untuk keluarga kerajaan. Motif kawung ini merupakan penampang buah aren kelapa. Ada beberapa kalangan yang mengatakan salib di antara empat oval mengacu pada sumber energi universal.
3. Batik Motif Parang Rusak
Motif parang rusak memiliki arti pertarungan antara manusia yang melawan kejahatan dengan cara mengendalikan sifat-sifat dan keinginan mereka sehingga mereka menjadi mulia, bijaksana, dan akan menang dengan bisa mengendalikan diri dari segala hal yang buruk.
4. Batik Motif Parang Barong
Batik motif parang barong ini pada jaman dahulu hanya dipakai oleh raja. Motif parang barong dipercaya sebagai pola yang suci. Arti dari motif parang barong ini adalah supaya sang raja menjadi hati-hati didalam menjaga dirinya sendiri. Sehingga diharapkan sang raja akan menjadi seorang penguasa yang jujur, adil, serta bertanggung jawab terhadap rakyatnya.
5. Batik Motif Loreng
Motif loreng memiliki desain baris diagonal di antara motif parang. Batik motif ini banyak ditemukan garis polanya hanya deretan garis diagonal yang sempit penuh dengan pola kecil-kecil. Motif ini juga merupakan salah satu pola lama yang pada jaman dulu hanya disediakan untuk keluarga istana kerajaan saja.
6. Batik Motif Nitik
Motif nitik juga merupakan batik dengan motif tertua, karena batik ini dulu terinspirasi oleh kain tenun patola yang dibawa oleh para pedagang dari Gujarat India yang datang ke Indonesia. Motif nitik ini dulu biasanya dikenakan oleh orang tua pada acara pernikahan.
7. Batik Motif Semen
Motif semen mempunyai arti sebagai tumbuhan. Pola motif semen terinspirasi oleh keadaan alam dan lingkungan. Hal ini ditunjukkan dengan pola daun, gunung, dan juga hewan. Motif ini dulu sering digunakan untuk acara umum.
8. Batik Motif Kraton
Batik motif keraton ini adalah cikal bakal dari berbagai macam batik yang ada dan berkembang di Indonesia. Pada batik kraton motifnya terkandung makna serta filosofi hidup. Batik Kraton ini dulu dibuat oleh para putri keraton maupun oleh para pembatik ahli yang ada di dalam lingkungan keraton. Dulunya motif ini tidak diperbolehkan untuk dipakai oleh orang kebanyakan seperti halnya motif batik Parang Rusak, Parang Barong, Udan Liris, dan beberapa jenis motif yang lain.
9. Batik Motif Sudagaran
Batik motif sudagaran merupakan modifikasi batik larangan dari keraton yang lalu dibuat motif baru oleh para seniman yang berasal dari kaum saudagar agar sesuai dengan selera mereka. Para seniman batik ini juga mengubah motif larangan (terlarang) sehingga bisa dipakai oleh masyarakat umum. Motif batik sudagaran ini tterkenal dengan disain yang terkesan berani dalam hal pemilihan bentuk, penggunaan benda-benda alam dan juga binatang, serta pemakaian kombinasi warna yang didominasi warna soga atau biru tua.
10. Batik Motif Cuwiri
Motif batik cuwiri ini memakai pewarna soga alami. Pada umumnya batik cuwiri ini dipakai untuk semekan atau kemben yang sering dipakai pada upacara adat mitoni pada wanita hamil. Motif ini umumnya ditandai dengan penggunaan ragam hias meru dan gurda. Arti dari cuwiri sendiri adalah kecil kecil.
11. Batik Motif Tambal
Motif tambal mempunyai arti menambal atau memperbaiki sesuatu yang telah rusak. Pada jaman dahulu kain batik motif tambal ini sangat dipercayai bisa membantu menyembuhkan orang sakit dengan cara menyelimuti orang yang sakit tersebut dengan kain batik motif tambal ini.
12. Motif Sekar Jagad
Motif sekar jagad merupakan salah satu motif khas batik dari Indonesia. Motif ini memiliki arti dan makna kecantikan atau keindahan yang akan membuat orang menjadi terpesona melihatnya. Dalam kalangan jawa ada yang berpendapat bahwa kata Sekar Jagad mempunyai arti “kar jagad” (kar adalah peta, sedangkan jagad adalah dunia) yang berarti, motif ini menggambarkan keragaman yang ada di seluruh dunia.
13. Batik Motif Sido Mukti
Motif sido mukti pada umumnya dipakai sebagai kain dalam upacara adat perkawinan dan acara resepsi atau pahargyan. Motif sido mukti ini biasanya dibuat menggunakan pewarna soga alam. Pola dasar yang terdapat di motif batik Sido Mukti adalah gurda. Makna atau filosofi dari motif ini adalah harapan untuk mendapatkan kebahagiaan lahir batin
14. Batik Motif Sido Luhur
Batik motif sido luhur sering dikenakan oleh para pengantin perempuan di malam pegantin. Motif sido luhur ini mengandung makna keluhuran yang berarti suatu harapan agar orang yang memakainya bisa mencapai kedudukan yang lebih tinggi serta bisa menjadi panutan di masyarakat.
15. Batik Motif Sido Asih
Batik motif sido asih umumnya sama seperti batik sido luhur yaitu dipakai oleh pengantin perempuan. Motif batik Sido Asih mempunyai makna agar dalam hidup berumah tangga selalu dipenuhi dengan kasih sayang. Dalam arti yang lebih luas, batik Sido asih mempunyai arti agar manusia selalu mengembangkan rasa saling mengasihi dan menyayangi antar sesama manusia dan makhluk hidup.
Pict from: bintang.com
Dulu waktu saya masih kecil kira-kira 20 tahun yang lalu, memakai jarik masih dililit dan dibentuk manual. Seru memakai jarik waktu itu. Biasanya saya pakai ketika menjadi "patah" (pengiring pengantin yang ada di depan) atau waktu hari kartini. Karena suka pakai busana jarik- kebaya, dulu ketika masih TK kalau ditanya "cita-citamu apa? "Saya jawabnya "jadi pengantin "😂
Saya suka kain jarik karena motifnya kalem, kelihatan keren dan formal jika dipakai. Serta menandakan bahwa saya adalah orang jawa tulen. Terlepas dari makna motifnya, saya suka motif jarik karena bagus dan unik.
Di rumah ada beberapa jarik hadiah dari teman dan keluarga. Dulu waktu melahirkan, saya pakai untuk menutupi badan dan pelapis bawahan setelah melahirkan. Memakai jarik biasanya memang lebih kencang sehingga memudahkan untuk berjalan setelah melahirkan. Ketika di rumah ada bayi, jarik berubah fungsi jadi alas ompol dan gendongan. Karena kainnya panjang dan lebar, satu jarik bisa untuk alas ompol sampai beberapa kali pipis bayi. Praktis dan mudah dicuci. Jarik juga bisa untuk menggendong bayi. Simple, nyaman, tidak bikin pegel dan pastinya lebih murah daripada gendongan khusus yang bermerk. Karena harga jarik memang bervariasi dari puluhan ribu sampai ratusan ribu bahkan jutaan tergantung bahan dan motifnya. Apalagi jarik yang saya punya itu hadiah, jadi tidak keluar modal. Hehe...
Awal-awal punya bayi, masih minim ilmu tentang menggendong. Karena maunya praktis, saya pilih pakai gendongan instan saja. Tapi... Lama-lama menggendong bayi pakai gendongan instan itu bikin pegel. Akhirnya saya dikasih tahu teman tentang grup gendong-menggendong. Ada tutorial menggendong dengan jarik. Langsung praktek dan ternyata nyaman... Bayi juga nyaman ketika digendong, bahu saya juga tidak pegel. Saat menggendong bayi adalah salah satu momen untuk membangun "bonding" yang kuat. Jadi diusahakan yang digendong dan penggendongnya nyaman dan happy. Setelah ngaca, ternyata lebih keren pakai jarik ketika menggendong. Waktu lihat jarik dulu, kesan pertama adalah "jadul", kayak simbah-simbah. Ternyata setelah ngaca memang lebih cakep. Mungkin dulu saya jarang ngaca 😁
Pakai jarik, selain banyak fungsinya juga melestarikan budaya jawa.
Pict from: FB Indonesian babywears
Bagiku, jarik itu kain indah multifungsi. Kalau bagimu?
I love jarik
Referensi:
Bintang.com
Wisbenbae.blogspot.com
Minggu, 21 Mei 2017
Ketika interview dengannya
mengharukan
Kisah ini adalah peristiwa di suatu hari yang dialami penulis ketika meng-interview akhowaat. Dengan semangat mereka mengikuti serangkaian tes untuk mencapai tujuan mereka, yaitu menjadi seorang pemandu yang ingin berbagi ilmu syar’i dengan adik-adik angkatannya. Subhanallah
Kisah ini saya tulis agar bagi siapa saja membacanya bisa mengambil hikmahnya.
Interview pertama…
Awal melihat akhwat ini, saya tidak menyangka akhwat tersebut benar-benar mendaftar jadi pemandu. Jika biasanya seorang pemandu itu memakai rok, jilbabnya menutupi dada, pokoknya akhwat banget deh….sedangkan akhwat tersebut memakai celana jeans tetapi jilbabnya menutupi dada.
Setelah tes tertulis, saya diminta mewawancari akhwat tersebut.
Diawali perkenalan, kemudian tilawah QS Luqman 12-14. Akhwat tersebut membaca al qur’an dengan lancar. Kemudian saya menanyakan hukum-hukum bacaan yang terdapat pada ayat tersebut. Subhanallah, Excellent, dia bisa menjawab semuanya. Bacaan + pengetahuan hukum bacaan akhwat tersebut lebih bagus daripada akhwat lain yang saya wawancara.
Teringat beberapa tahun yang lalu ketika saya dites “mentoring” di fakultas, ada beberapa hukum bacaan al qur’an yang saya tidak bisa menjawabnya. Lalu pemandu saya bilang yang intinya gini,”memang ya, kadang akhwat dengan busana muslimah “gaul” pengetahuannya lebih baik daripada akhwat yang sudah berbusana layaknya “akhwat”, sayangnya mereka tahu ilmunya tapi kadang sulit mengamalkannya.”
Tertohok dan merenung, memang begitu kenyataannya. Entah kenapa hal tersebut mendorong saya untuk semangat mencari ilmu.
Lanjut kisah dengan akhwat yang saya interview. Seperti ngobrol tapi isinya tanya-tanya ^_^...
Untuk interview pertama, saya hanya akan menuliskan pertanyaan dan jawaban pertama yang berkesan bagi saya.
Pertanyaan pertama;”kenapa sih kamu mau jadi pemandu? Dateng kesini jauh-jauh dari rumah, ikut tes tertulis dan wawancara?”
Jawabannya: “saya mau berbagi ilmu sama adik-adik, pengen deket sama mereka mbk, meskipun ilmu saya masih sedikit sekaligus saya juga ingin belajar. Kan ada hadits juga, “Balighul ‘Anni walau aayah (sampaikanlah dariku walah hanya 1 ayat)”
Penggalan jawaban tersebut membuat saya takjub…. Subhanallah
Semoga Allah memberi barakah kepadanya
Mungkin bagi yang sudah tahu biasa-biasa saja dengan jawaban ini, tapi bagi saya jawaban ini luar biasa bagi orang yang dikatakan “akhwat” terhadap orang yang mungkin belum dikatakan “akhwat”. Maksud saya, yang belum dikatakan akhwat tersebut adalah seorang muslimah yang belum berjilbab atau belum berjilbab secara syar’i.
Ketika saya dulu bertanya kepada beberapa “akhwat” yang menurut saya mereka punya kapasitas untuk menyampaikan ilmu yang dia punya, mereka masih enggan menjadi pemandu karena system dalam menyampaikan ilmu tersebut, merasa belum ahli dan kurang pantas, merasa belum PD atau tidak punya bakat menyampaikan.
Sebenarnya dalam menyampaikan ilmu itu sekaligus belajar lagi atau bahkan kita akan dapat ilmu baru. Jadi ingat kajian ustadz Abu Yasir, beliau menyampaikan. Ada dua jalan dalam menuntut ilmu. Yang pertama adalah Shuluuquththariqi al haqiqi dan Shuluuquththariqi al ma’nawii. Apakah itu? Shuluuquththariqi al haqiqi (jalan yang ditempuh secara hakiki) yaitu dalam menuntut ilmu seseorang langsung mendatangi majelis ilmu sedangkan Shuluuquththariqi al ma’nawii (jalan yang ditempuh secara maknawi) yaitu setelah seseorang mencatat kemudian mengulang kembali ilmu yang ia dapat di majelis ilmu, dia menyampaikan kepada orang lain, entah itu di bus, di kelas dsb.
Tidak akan begeser telapak kaki seorang hamba pada hari kiamat sampai ia ditanyai empat perkara-salah satunya-tentang apa yang ia amalkan dari ilmunya. HR Tirmidzi
Dari Anas Ahmad: Wajib bagi para penuntut lmu untuk bersemangat menyebarkan ilmu di antara manusia, mengingatkan manusia tentang urusan agama mereka agar tidak lalai dari agama dan tidak bermaksiat.
Semoga Allah menjadikan kita seseorang yang tetap istiqomah dan sabar dalam menuntut ilmu.
Semoga Allah menjadikan kita seorang penuntut ilmu yang bisa mengamalkan ilmunya dan menyebarkan ilmu yang dimiliki. Aamiin…
Interview kedua
Awalnya seperti interview pertama…
Pertanyaan dan jawaban yang membuat saya berkesan adalah pertanyaan keempat.
Pertanyaan keempat: apa sih kelebihan dan kekuranganmu?
Kemudian dia menjawab dengan agak bingung.
Saya berkata:”memang kadang seseorang itu sulit menilai dirinya sendiri ya…”
Dia pun mengakuinya.
Saya berkata lagi: ya udah, kalo gitu kata temen-temen anti dia menilai anti kayak gimana???
Dia pun menjawab dan jawabannya mengalir begitu saja sampai dia menyatakan kekurangannya yaitu moody. Melakukan sesuatu tergantung mood. Tidak dipungkiri, kayaknya sebagian besar akhwat seperti itu ( Moody ).
Entah kenapa tiba-tiba saya bertanya gini, “yang membuat moodnya baik apa dek?”
Dia terdiam sejenak dan berkata:”Orang tua mbk…”
Saya masih mencerna jawabannya, “orang tua???”
Tiba-tiba raut mukanya berubah, akhirnya saya bisa mencerna jawabannya dengan melihat matanya yang berkaca-kaca. Masyaallah…
Dia menahan tangis dan agak susah bekata-kata.
Saya menanggapi jawaban tersebut: “ wabil walidaini ihsanaa. Berbaktilah kepada orang tua…iya dek, kalo misalnya minta didoain orang tua agar lancar dalam melakukan aktivitas kita, orang tua bilang gini : nggak kamu minta didoain, bapak ibu udah ngedoain kamu semoga apa yang kamu inginkan tercapai, aktivitasmu lancar…”T_T
Emang ya, kasih orangtua sepanjang jalan. Kasih anak sepanjang galah.
Kita sebagai wanita selama masih diberi kesempatan hidup hendaknya berusaha berbakti kepada orang tua, berusaha membahagiakan mereka. Mungkin jika sudah waktunya umur sekian tahun nanti, jika sudah punya suami, bakti pertama kita terhadap suami kita. Kalau laki-laki tetep yang harus didahulukan ibu, orang tua mereka meskipun sudah punya istri. (Dalam hati: hadeuh keceplosan, yang saya wawancara anak 2011, kok malah nyangkut kayak ginian???)
Tidak disangka, statement saya membuat dia bertanya dan penasaran. (Jadi bingung sendiri…)
“Gitu ya mbk? Saya baru tahu kalo sudah nikah bakti pertama sama suami, bukan sama orang tua lagi?”
“ya gitu dek…”
“Tanya mbk, kalo misalnya suami dan ibu berbeda pendapat, kita ngikutin yang mana?”
“tidak ada ketaatan dalam kemaksiatan terhadap makhluk, kalo suaminya menyuruh yang baik dan keputusannya itu baik, ya ikuti suami dek…”
“kalo pendapat tersebut sama-sama baik gimana mbk???”
Bingung.com …”ada hadits yang isinya gini, wanita yang mengerjakan sholat lima waktu, berpuasa pada bulan ramadhan, menjaga kemaluan, mentaati suaminya, Allah berkata kepadanya “masuklah surga dari pintu mana saja yang engkau suka.” Sebaiknya mentaati suaminya kalo itu dalam kebaikan. Nanti bisa dijelaskan ke ibunya dengan baik. Gitu….”
Jadi membuat harus banyak belajar lagi, harus bisa menempatkan diri sesuai situasi dan kondisi.
Singkat cerita, interview selesai setelah ada adegan mengharukan karena inget orang tua.
Setelah interview kedua selesai, si dia masih duduk ditempatnya. Lalu pindah ke kursi lain dan akhirnya mendekati saya.
“Mbk aku mau tanya-tanya boleh?”
“boleh, apa?”
“mbk tadi kan nyuruh baca surat Luqman, emang kenapa mbk? Luqman itu siapa sih mbk?”
“ setau mbk, Luqman itu seorang budak hitam yang mengajarkan kepada anaknya untuk tidak menyekutukan Allah,berbuat baik kepada orang tuanya. Namanya diabadikan Allah dalam al qur’an karena ilmunya.”
“Luqman hidup di zaman siapa mbk? Kenapa nggak Abu bakar as sidiq yang diabadikan namanya dalam Al qur’an? Kan dia juga berdakwah gitu…”
“??? Wallahu a’lam, itu kehendak Allah dek. Mbk belum tau Luqman hidup pada zaman siapa. Apa shahabat ya? Coba nanti cari kisahnya dulu…”
Saya dan dia ngobrol beberapa hal, yang entah kenapa bisa mengalir begitu saja.
Poin penting dari semua interview adalah semangat menuntut ilmu, semangat memperbaiki diri, semangat berdakwah. Pokoknya semangat yang baik-baik deh…
18 Juni 2012
Green room, baitii jannati
Ja’far bin Muhammad: hati itu bagaikan tanah, ilmu itu bagaikan tanamannya dan mengulang-ulang bagaikan air siramannya, maka apabila tanah tidak mendapatkan air siramannya tentu tanamannya akan layu
Sesungguhnya ilmu itu hilang karena lupa dan karena tidak diulang-ulang
Minggu, 14 Mei 2017
Jika tidak percaya perkataan ulama, apakah kamu merasa paling pintar?
Ada sebuah syair
ما لي إذا ألزمته حجة
قابلني بالضحك والقهقهة
إن كان ضحك المرء من فقهه
فالدب في الصحراء ما أفقهه
Mengapa jika aku ajukan kepadanya hujjah yang nyata
Ia hanya bisa tertawa dan terbahak-bahak
Sekiranya tertawa adalah bukti kefaqihan seseorang
Maka betapa faqihnya beruang di padang pasir
Syair Ad Dabuusi ini adalah sebuah sindiran bagi orang yang mengklaim dirinya paling berilmu dan paling mengerti tentang Al Qur'an. Salah satu bentuk klaim "paling pintar" ini adalah sikap menyudutkan ulama dalam majlisnya, berusaha menguasai pembicaraan dalam setiap majelis, berbicara dan bersikap tidak sopan terhadap ulama, dan takabbur terhadap ilmu yang dimilikinya terhadap ahli ilmu yang lebih tua darinya. Tapi bila ia dihadapkan pada suatu hujjah, ia (orang yang mengkalim paling pintar ini) hanya bisa tertawa dan terkekeh-kekeh.
Semoga Allah menjauhkan kita semua dari sikap yang sangat tidak terpuji ini.
Boleh baca di : Ensiklopedi Larangan Menurut Al Qur'an dan As Sunnah jilid 1, Bab Ilmu, halaman 203 karya Syaikh Salim bin 'Ied Al Hilaly.
Sekarang banyak orang yg kadang tidak percaya kata ulama dan lebih yakin dengan akalnya serta kebiasaan masyarakat disekitarnya. Padahal, belum tentu akalnya itu selalu benar serta kebiasaan masyarakat itu selalu tepat.
Hendaknya kita senantiasa memohon kepada Allah agar diberi jalan yang benar. Diberi kekuatan untuk melawan nafsu dan mengedepankan akal sendiri. Semoga senantiasa diberi taufiq untuk memahami hujjah dari al qur'an dan sunnah.
Aamiin
Sabtu, 13 Mei 2017
Menjalin ukhuwah, mencari ilmu dan hikmah melalui grup whatsapp
Assalamu'alaykum teman-teman... Bagaimana kabarnya? :)
Zaman maju, teknologi makin canggih, manusia banyak yang melek teknologi, kalau nggak ngerti kemajuan teknologi, bakal ketinggalan banyak berita. Sekarang, dengan adanya smartphone denga applikasi media sosial yang makin banyak, orang-orang bisa mengambil banyak manfaat jika digunakan dengan benar. Salah satunya adanya whatssapp.
Sebagai ibu rumah tangga, pakai whatsapp merupakan media komunikasi yang cukup bagus. Bisa berkomunikasi dengan saudara, teman-teman yang sekarang jarang ketemu, bahkan dengan orang lain yang karena berinteraksi dengan mereka bisa diambil manfaat ilmu dari mereka. Menggunakan WA jg lumayan ngirit karena cuma pakai kuota, karena pulsa sekarang kalo buat sms sekarang mahal...
Sebagai ibu-ibu, kadang lebih sering komunikasi lewat tulisan karena lebih fleksibel kalau mau baca info atau bales obrolan.
Meski sudah berumahtangga, kebutuhan berinteraksi dengan saudara yg sudah jauh tempat tinggalnya, teman-teman, atau orang lain yang belum dikenal masih diperlukan. Adanya whatsapp dan grup di WA , sangat bermanfaat bagi saya.
Setelah lihat grup WA yang saya ikuti, ternyata ada 24 grup. Ada grup keluarga, alumni waktu SMA/kuliah/organisasi, grup tentang menulis, belajar agama, jualan, pengajian dan grup tentang menggendong. Masing-masing ada kelebihannya, meski kadang ada yang "geje" juga bahasannya. Di 24 grup itu ada beberapa yang aktif, ada yang tidak. Kalau grupnya sepi dan kadang ada berita penting, mau left grup kadang nggak enak. Tapi kalau grupnya kadang bahas yang nggak jelas saya izin left saja. Daripada kurang bermanfaat dan kadang bikin hape lola... Kalau mau left grup, saya izin dulu. Karena salah satu adab berinteraksi yang saya dapat seperti itu.
Grup WA yang isinya keluarga dan teman teman, sangat bermanfaat bagi saya untuk tetap menjalin ukhuwah dengan baik meski jarang ketemu. Bisa sharing tentang sesuatu, mendapat informasi tentang sesuatu yang kadang tidak ditemui di medsos lain. Di grup keluarga juga bisa saling menyemangati saudara jika ada masalah, karena kami dilahirkan dari rahim yang sama sehingga tetap harus menjaga silaturahim dan saling mendukung. Agar cinta kami tetap ada dan tumbuh meski masing-masing dari kami sudah berkeluarga.
Grup WA tentang ilmu agama, bahasa arab, sangat penting untuk nutrisi hati saya dan tambahan ilmu agar saya lebih memahami agama. Memiliki dua batita membuat saya agak susah datang ke majelis ilmu langsung. Dengan adanya grup WA yang berisi audio dan teks ilmu agama sangat membantu saya untuk mengulang ilmu yang saya pelajari dan menambah ilmu baru sehingga bisa diamalkan.
Grup WA tentang tulis menulis, menambah wawasan saya agar bisa menulis dengan baik dan memberi semangat bagi untuk menulis yang bermanfaat bagi orang lain.
Grup WA jualan sebagai marketer suatu produk juga saya ikuti. Grup ini sebagai "hiburan" dari rutinitas rumah tangga. Dengan modal jempol dan kuota internet, bisa berjualan sebagai marketer. Jika dapat fee, bisa dikasih ke ortu atau sedekah. Karena memakai uang sendiri untuk kebaikan ada kepuasan tersendiri.
Terkadang di suatu grup wa, ada yg bahas sesuatu yang bikin debat, bikin emosi. Saya yang ngebaca aja kadang jadi baper. Jika otak saya lagi jernih, kadang ikut nimbrung mengarahkan yang positif atau menyarankan tidak debat. Tapi kalau baca chatnya malah bikin saya sebel/emosi, maka lebih baik saya diam atau langsung clear chat aja. Kalau mau left kadang kok sayang, karena di grup itu banyak hal lain yang bermanfaat.
Ketika di grup WA situasinya lagi "panas" karena membahas sesuatu, kadang saya cuma jadi pengamat. Apa yang akan terjadi selanjutnya??? Ketika terjadi "perang chat" ada yang mempertahankan pendapat atau bahkan terlalu sensitif dan tak jarang berakhir ada yang tiba-tiba left grup. Yang mempertahankan pendapat jadi kesel dan mungkin merasa benar terus jadi kurang cocok sama orang yang di grup akhirnya tanpa basa basi langsung left. Yang sensitif jadi baper dan males kalo baca obrolan debat juga kadang left. Yang cuma silent reader kadang jadi left juga. Hmmmm.... Sebenarnya yang bikin grup pengen isi obrolan grup bermanfaat malah jadi "perang". Tapi saya lebih suka orang yang mau left grup izin dulu. Ketika masuk grup kadang orang itu yang meminta, maka kalau mau keluar ya sebaiknya izin juga, apapun alasannya. Datang dengan salam, pergi juga dengan salam. Yah begitulah dunia medsos, di dalamnya juga harus memperhatikan adab dan akhlaq agar membuat orang di dalamnya nyaman dan bisa mengambil manfaat.
Di grup WA kadang ada orang-orang tertentu yang sering kasih tips/saran yang bermanfaat. Sering nongol di grup, bikin suasana grup ceria dan rame. Tiba-tiba dia jarang nongol dan jarang bales obrolan. Kira-kira apa yang kamu lakukan? Kalau saya, kadang ada rasa kehilangan. Jadi saya japri orang tersebut untuk menanyakan kabarnya dll. Di grup WA memang bisa menambah eratnya persaudaraan. Semakin indah persaudaraan karena dilandasi cinta karena Allah.
Ikut grup WA memang ada plus minusnya. Plusnya dapat ilmu dan info yang bermanfaat, minusnya kadang ada pembicaraan yang tidak bermanfaat dan kalau ikut banyak grup hape jadi lola. Sekarang pilih-pilih grup WA kalau mau gabung. Timbang-timbang banyak manfaat atau kerugiannya. Jika sudah masuk suatu grup ternyata kurang bermanfaat maka lebih baik keluar dengan izin yang baik terlebih dahulu. Karena di grup WA juga harus bermuamalah dengan baik terhadap orang lain.
Barakallahu fiikum...
Wasaalamu'alaykum
Khusnul rofiana
Tulisan ini diikutsertakan dalam Giveaway Pertama Aida, Serba-Serbi Grup WA"
Menjalin ukhuwah, mencari ilmu dan hikmah melalui grup whatsapp
Assalamu'alaykum teman-teman... Bagaimana kabarnya? :)
Zaman maju, teknologi makin canggih, manusia banyak yang melek teknologi, kalau nggak ngerti kemajuan teknologi, bakal ketinggalan banyak berita. Sekarang, dengan adanya smartphone denga applikasi media sosial yang makin banyak, orang-orang bisa mengambil banyak manfaat jika digunakan dengan benar. Salah satunya adanya whatssapp.
Sebagai ibu rumah tangga, pakai whatsapp merupakan media komunikasi yang cukup bagus. Bisa berkomunikasi dengan saudara, teman-teman yang sekarang jarang ketemu, bahkan dengan orang lain yang karena berinteraksi dengan mereka bisa diambil manfaat ilmu dari mereka. Menggunakan WA jg lumayan ngirit karena cuma pakai kuota, karena pulsa sekarang kalo buat sms sekarang mahal...
Sebagai ibu-ibu, kadang lebih sering komunikasi lewat tulisan karena lebih fleksibel kalau mau baca info atau bales obrolan.
Meski sudah berumahtangga, kebutuhan berinteraksi dengan saudara yg sudah jauh tempat tinggalnya, teman-teman, atau orang lain yang belum dikenal masih diperlukan. Adanya whatsapp dan grup di WA , sangat bermanfaat bagi saya.
Setelah lihat grup WA yang saya ikuti, ternyata ada 24 grup. Ada grup keluarga, alumni waktu SMA/kuliah/organisasi, grup tentang menulis, belajar agama, pengajian dan grup tentang menggendong. Masing-masing ada kelebihannya, meski kadang ada yang "geje" juga bahasannya. Di 24 grup itu ada beberapa yang aktif, ada yang tidak. Kalau grupnya sepi dan kadang ada berita penting, mau left grup kadang nggak enak. Tapi kalau grupnya kadang bahas yang nggak jelas saya izin left saja. Daripada kurang bermanfaat dan kadang bikin hape lola... Kalau mau left grup, saya izin dulu. Karena salah satu adab berinteraksi yang saya dapat seperti itu.
Grup WA yang isinya keluarga dan teman teman, sangat bermanfaat bagi saya untuk tetap menjalin ukhuwah dengan baik meski jarang ketemu. Bisa sharing tentang sesuatu, mendapat informasi tentang sesuatu yang kadang tidak ditemui di medsos lain. Di grup keluarga juga bisa saling menyemangati saudara jika ada masalah, karena kami dilahirkan dari rahim yang sama sehingga tetap harus menjaga silaturahim dan saling mendukung. Agar cinta kami tetap ada dan tumbuh meski masing-masing dari kami sudah berkeluarga.
Grup WA tentang ilmu agama, bahasa arab, sangat penting untuk nutrisi hati saya dan tambahan ilmu agar saya lebih memahami agama. Memiliki dua batita membuat saya agak susah datang ke majelis ilmu langsung. Dengan adanya grup WA yang berisi audio dan teks ilmu agama sangat membantu saya untuk mengulang ilmu yang saya pelajari dan menambah ilmu baru sehingga bisa diamalkan.
Grup WA tentang tulis menulis, menambah wawasan saya agar bisa menulis dengan baik dan memberi semangat bagi untuk menulis yang bermanfaat bagi orang lain.
Ikut grup WA memang ada plus minusnya. Plusnya dapat ilmu dan info yang bermanfaat, minusnya kadang ada pembicaraan yang tidak bermanfaat dan kalau ikut banyak grup hape jadi lola. Sekarang pilih-pilih grup WA kalau mau gabung. Timbang-timbang banyak manfaat atau kerugiannya. Jika sudah masuk suatu grup ternyata kurang bermanfaat maka lebih baik keluar dengan izin yang baik terlebih dahulu. Karena di grup WA juga harus bermuamalah dengan baik terhadap orang lain.
Barakallahu fiikum...
Wasaalamu'alaykum
Khusnul rofiana
Tulisan ini diikutsertakan dalam Giveaway Pertama Aida, Serba-Serbi Grup WA"
Senin, 27 Februari 2017
Beda ما dan ﻻ
Ada kalimat ما أشرب قهوة dan ﻻ أشرب قهوة.
Huruf ما dan ﻻ sama2 huruf nafiyah.
ما أشرب قهوة
Maksudnya saya tidak minum kopi (sekarang)
ﻻ أشرب قهوة
Maksudnya saya tidak minum kopi (karena kebiasaannya tdk minum kopi)
pernah dapat faedah dari salah seorang ustaadz..
Kalau perbedaan ما أدري dan لا أدري itu penggunaannya seperti yg dijelaskan diatas..
Ada tambahan faedah dikit :
لا النافية قد تنفي المضارع في الزمن الحالي إذا دل عليه دليل ،
نحو : لا أذهب الآن ،
ونحو : لم لا تأكل فالطعام لذيذ ؟
Laa nafiyah menafikan fi'il mudhari di waktu sekarang apabila menujukkan bukti.
Contoh لا أذهب الآن ،
Sabtu, 25 Februari 2017
Wajah oh wajah
Kalo ada masalah wajah, bagi ibu2 kayak saya nih seringnya jerawat, muka berminyak, ada flek hitam, kusam etc. Mungkin karena jarang ngebersihin muka kali ya sama kalo keluar g pake pelindung wajah,ditambah faktor hormon, stress jg. Mau ngebersihin sebentar, anak udah beraksi. Jd kadang asal ngebersihin aja atau g ngebersihin wajah. Cukup cuci muka&wudhu tiap sholat : ).
Mau perawatan sebentar, tp diglendotin anak. Kalo anak tidur, kdg ikutan tidur juga. Hehe (kpn perawatannya...)
Paling enak klo perawatan itu yg simple tapi hasilnya bagus. #ngarep
Yg penting, bagaimanapun perawatan utk fisik kita, jangan lupakan yg utama yaitu merawat iman kita agar semakin taat kepada Allah. Merawat fisik diniatkan untuk memelihara ciptaan Allah, menyenangkan hati suami, bukan untuk dipamerkan kecantikannya agar orang lain kagum.
Nasihat utk diri
Menikah itu...
menikah itu.... bukan sekedar merasa sudah pantas (umur) menikah tapi tidak segera menikah.
menikah itu...bukan sekedar karena dorongan orang lain dengan mengatakan, "ayoo, kamu cepet nikah aja"...
tapi, menikah itu adalah dorongan dari hatimu sendiri karena ingin menjaga kemulianmu sebagai wanita. menikah itu keinginan dari hatimu untuk beribadah dan mendekatkan diri kepadaNya.
Husnuzhon billah, bahwa Allah telah menyiapkan seseorang yang baik bagi dirimu sebagai seorang wanita yang ingin tetap istiqomah di jalan Nya.
jika engkau belum menikah, manfaatkan waktumu untuk membekali diri dengan mencari ilmu dan hal-hal yang bermanfaat lainnya untuk bekal sebelum menikah. manfaatkanlah waktu "single"mu untuk lebih berbakti kepada orang tua, karena setelah menikah nanti bakti pertamamu adalah terhadap suamimu.
tetaplah istiqomah di jalan Allah...
Curcol malam
Sejak melahirkan anak ke2 bulan oktober tahun lalu, penyesuain mengurus 2 batita memang kdg menguras emosi. Ditambah pasca melahirkan, emosi ibu kdg tidak stabil. Teringat nasihat ibu, menghadapi anak harus sabar...
Ketika masih mengurus si adek misal ganti popok, menyusui, terkadang si kakak cari perhatian ibunya dg meminta sesuatu, kalau saya bisa melakukan sambil menyusui, maka saya akan membantunya. Jika tidak, saya minta dia utk sabar menunggu mengurus adiknya selesai. Masa itu jg sedang toilet training si kakak. Kalau lg "kagol",dia sering ngompol. Padahal sebelumnya bisa ngasih tanda/bilang. Kadang ngompolnya sambil berdiri, sehingga mainan, buku didekatnya kena ompol.padahal saya sedang menenangkan adiknya T. T. Betapa semua ilmu parenting itu tidak ada gunanya ketika tidak bisa menguasai emosi dan harus tetap sabar. Harus selalu ingat anak itu ujian&kenikmatan.
Ketika sedang sholat, adik didekat kakaknya. Saya bilang ke kakaknya, "umma sholat dulu, mbk jagain adik ya" . Yah namanya anak kecil, usilnya muncul. Dia ngusilin adiknya, awal2 cm pegang2, lama2 dia malah mukul sambil ketawa sampai adik nangis, atau main "cilukba" pake bantal bayi&bantalnta ditaruh di wajah adiknya T. T, sehingga terpaksa saya membatalkan sholat krn kakak melakukan hal yg bahaya.
Saya kdng susah menahan emosi, jika sdh sama2 tenang, kakak dikasih tahu bahwa hal tsb bahaya&tidak baik.
Pernah pula ketika kakak tantrum, nangis guling2, lalu adik jg nangis kenceng. Saya praktekan ilmu menangani anak tantrum dg membiarkan sejenak, lalu memeluknya dr belakang. Kakak pelan2 tenang, lalu adik nangis, kakak ikutan nangis lagi. Adik nangis semakin kenceng sampai teriak2, kakak masih nangis, akhirnya saya biarkan semua dulu (bingung soalnya, hehe sambil saya menenangkan diri). Lalu tiba2 kakak menunjuk adiknya yg sedang nangis lalu berdiri dari pangkuan saya, mengisyaratkan utk menolong adiknya dulu. Setelah memangku adik, dia duduk di dekat saya&agak tenang. Alhamdulillah, kakak belajar mengalah tanpa diminta.
Meski kakak sudah 32bln, blm lancar ngomong,tp kdg saya "melting",ketika ocehan2nya adalah penggalan2 ayat alqur'an yg sering ia dengarkan di murottal meski ucapannya kurang jelas, atau huruf hijaiyah/sesuatu yg saya ajarkan. Barakallahu fiihaa
Jika kakak susah dikasih tahu ketika melakukan hal yg bahaya, misal manjat kursi/meja,maka sy biarkan saja dulu agar dia bisa berusaha/mengatasi masalahnya. Jika jatuh&nangis maka saya meresponnya, "sakit? Bismillah, bismillah, ya Allah semoga maryam g sakit".sambil saya usap bagian yg sakit. maka kakak lbh cepat tenang
Alhamdulillah, bersyukur memiliki anak yg normal, aktif, mau belajar, dan kdg mudah diatur. Karena mungkin banyak orangtua yg masih menanti kehadiran anak, atau anaknya berkebutuhan khusus.
Kunci mendidik anak adalah sabar, ingat pahala dari Allah.
Wahai Ibu... Bersabarlah
Menjadi seorang ibu adalah dambaan bagi wanita yang telah menikah. Ketika rahim wanita telah ada janin yang akan menjadi anaknya, betapa bahagianya ia akan menyambutnya. Dengan perjuangan luar biasa ketika akan melahirkan, rasa sakit itu tiba-tiba sirna ketika melihat buah hati dalam pangkuan. Hari-hari berlalu, banyak tingkah laku anak yg menggemaskan dan terkadang membuat ibu jengkel atau emosi. Seorang ibu hendaknya berusaha sabar dalam menghadapi anak-anaknya. Lalu bagaimana cara sabar menghadapi anak-anak?
1. Ikhlas, niatkan mengurus anak karena ibadah kepada Allah.
Tanyakan pada diri, "Ibu, bukankah dulu engkau memohon kepada Allah untuk diberikan keturunan? Betapa banyak wanita di luar sana yang mendambakan kehadiran seorang anak. Lantas, mengapa engkau tidak bersabar? "
Anak adalah nikmat dan ujian. Rawat dan didik anak sebaik-baiknya karena mentaati perintah Allah.
2. Ingat pahala dengan mendidik dan mengurus anak dan akibat yg muncul jika mendidik dengan baik.
3. Anak adalah modal bagi orang tua. Dari Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah bersabda: “Apabila seorang manusia meninggal dunia, maka akan terputuslah segala (pahala) amal kebaikannya kecuali tiga perkara; sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat baginya dan anak shalih yang selalu mendoakannya.” (HR. Muslim)
4. Bentuk taat kepada suami.
Suami mempercayakan istrinya untuk merawat dan mendidik anak-anaknya di rumah. Maka hendaknya dilakukan dengan baik. Jika seorang wanita sholat lima waktu, berpuasa di bulan ramadhan, taat terhadap suami, serta memelihara kemaluannya maka ia boleh masuk surga lewat pintu mana saja yang ia kehendaki.
5. Akan diminta pertanggungjawaban di akhirat, karena ia bertanggung jawab terhadap anak-anaknya.
Wahai Ibu, bersabarlah. Waktu bersama anak-anakmu tidaklah lama. Seiring berjalannya waktu, ia tumbuh dan bisa mandiri sehingga akan sedikit waktu bersamamu. Manfaatkan waktumu bersama mereka, didiklah anak-anakmu dengan baik karena ketaatanmu terhadap Allah.
20 Januari 2017
Bersama putri kecil yang terlelap
Wahai Ibu... Bersabarlah
Menjadi seorang ibu adalah dambaan bagi wanita yang telah menikah. Ketika rahim wanita telah ada janin yang akan menjadi anaknya, betapa bahagianya ia akan menyambutnya. Dengan perjuangan luar biasa ketika akan melahirkan, rasa sakit itu tiba-tiba sirna ketika melihat buah hati dalam pangkuan. Hari-hari berlalu, banyak tingkah laku anak yg menggemaskan dan terkadang membuat ibu jengkel atau emosi. Seorang ibu hendaknya berusaha sabar dalam menghadapi anak-anaknya. Lalu bagaimana cara sabar menghadapi anak-anak?
1. Ikhlas, niatkan mengurus anak karena ibadah kepada Allah.
Tanyakan pada diri, "Ibu, bukankah dulu engkau memohon kepada Allah untuk diberikan keturunan? Betapa banyak wanita di luar sana yang mendambakan kehadiran seorang anak. Lantas, mengapa engkau tidak bersabar? "
Anak adalah nikmat dan ujian. Rawat dan didik anak sebaik-baiknya karena mentaati perintah Allah.
2. Ingat pahala dengan mendidik dan mengurus anak dan akibat yg muncul jika mendidik dengan baik.
3. Anak adalah modal bagi orang tua. Dari Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah bersabda: “Apabila seorang manusia meninggal dunia, maka akan terputuslah segala (pahala) amal kebaikannya kecuali tiga perkara; sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat baginya dan anak shalih yang selalu mendoakannya.” (HR. Muslim)
4. Bentuk taat kepada suami.
Suami mempercayakan istrinya untuk merawat dan mendidik anak-anaknya di rumah. Maka hendaknya dilakukan dengan baik. Jika seorang wanita sholat lima waktu, berpuasa di bulan ramadhan, taat terhadap suami, serta memelihara kemaluannya maka ia boleh masuk surga lewat pintu mana saja yang ia kehendaki.
5. Akan diminta pertanggungjawaban di akhirat, karena ia bertanggung jawab terhadap anak-anaknya.
Wahai Ibu, bersabarlah. Waktu bersama anak-anakmu tidaklah lama. Seiring berjalannya waktu, ia tumbuh dan bisa mandiri sehingga akan sedikit waktu bersamamu. Manfaatkan waktumu bersama mereka, didiklah anak-anakmu dengan baik karena ketaatanmu terhadap Allah.
20 Januari 2017
Bersama putri kecil yang terlelap
Jumat, 24 Februari 2017
Zainab binti Jahsy
Zainab binti Jahsy adalah salah satu istri Rasulullah. Sebelum menjadi istri Rasulullah, beliau dipinang oleh Rasulullah untuk anak angkatnya yaitu Zaid bin Haritsah. Namun sebelum mengambil keputusan untuk menerima pinangan tersebut, Zainab ingin mempertimbangkannya dahulu. Karena beliau berasal dari keluarga terhormat kaum Quraisy sedangkan Zaid bin Haritsah merupakan mantan budak. Kemudian turun ayat: "Dan tidak pantas bagi laki-laki yang mukmin dan perempuan yang mukmin, apabila Allah dan RasulNya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada pilihan (yang lain) bagi mereka tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguh dia telah tersesat dengan kesesatan yang nyata. (QS Al Ahzab 36). Akhirnya Zainab dan Zaid menikah.
Di kehidupan rumah tangga mereka, ternyata tidak harmonis. Zaid ingin menceraikan Zainab. Rasulullah meminta Zaid untuk mempertahankan pernikahan mereka. Namun Zaid tidak bisa kemudian menceraikan Zainab. Rasulullah kemudian menyampaikan kepada Zaid bahwa beliau menginginkan Zainab untuk menjadi istrinya. Zaid bertemu dengan Zainab dan menyampaikan perihal tersebut. Namun Zainab berkata "Aku tidakkakan memberi keputusan sebelum bermusyawarah dengan Allah". Zainab mengira itu sekedar keinginan Rasul, bukan atas perintah Allah. Ini menunjukkan betapa besarnya ketergantungan beliau terhadap Allah. Kemudian turun ayat :"Dan(ingatlah), ketika engkau (Muhammad) berkata kepada orang yang telah diberik kenikmatan oleh Allah dan engkau telah memberi nikmat kepadanya, "Pertahankanlah terus istrimu dan bertaqwalah kepada Allah", sedang engkau menyembunyikan di hatimu apa yang akan dinyatakan Allag, dan engkau takut kepada manusia, padahal Allah lebih berhak engkau takuti. Maka ketika Zaid telah mengakhiri keperluan terhadap istrinya (menceraikannya), Kami nikahkan engkaudengan dia (Zainab) agar tidak ada keberatan bagi orang mukmin untuk (menikahi) istri-istri anak-anaknangkat mereka apabila anak-anak angkat itu telah menyelesaikan keperluannya terhadap istrinya. Dan ketetapan Allah itu pasti terjadi." (QS Al Ahzab:37)
Pada zaman jahiliyah, menikahi mantan istri anak angkat adalah aib dan tidak pantas. Dengan turun ayat tersebut, syariat telah menjelaskan tentang bolehnya menikahi mantan istri anak angkat. Zainab binti Jahsy adalah istri Rasulullah yang dinikahkan langsung oleh Allah melalui ayat tersebut.
Khusnul Rofiana
Temani Aku Bepergian
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Ta'ala atas segala nikmat yang telah diberikan. Shalawat dan salam kepada Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam beserta keluarga, sahabat dan para umatnya yang senantiasa istiqomah di atas Sunnah.
Wanita ibarat mutiara dasar lautan. Indah, terjaga, tidak sembarang orang bisa memilikinya. Rasulullah memerintahkan manusia untu memuliakan dan berbuat baik kepada wanita. Di antara sabdanya, “Aku wasiatkan kepada kalian untuk berbuat baik kepada para wanita...” (HR Muslim). Dan sabda beliau, “Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap istrinya, dan aku adalah yang paling baik terhadap istriku.” (HR Tirmidzi, shahih)
Allah menetapkan aturan-aturan terhadap wanita untuk menjaga dan memuliakannya. Diantara aturan-aturan bagi wanita adalah menutup aurat dan menetap di rumah agar ia terjaga dan terhindar dari fitnah. Allah berfirman “Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Ahzab: 59).
“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu."(QS.Al Ahzab:33).
Bagaimana jika ada kebutuhan yang mengharuskan wanita keluar rumah? Wanita boleh keluar rumah jika ada kebutuhan darurat. Misal dalam menuntut ilmu, memenuhi kebutuhan rumah tangganya (misal berbelanja) dengan syarat ia menutup auratnya, tidak tabarruj, tidak memakai wewangian, menjaga pandangannya serta menjauhkan diri dari ikhtilat. Lalu bagaimana jika wanita ingin bepergian keluar kota/negeri karena ada keperluan misal berkunjung ke keluarganya atau pergi berhaji? Islam memuliakan wanita sehingga ia perlu dijaga dan dilindungi kehormatannya dengan berbagai cara termasuk ketika bepergian/safar (menuju perjalanan ke suatu tempat,red)
Wanita bersafar disertai mahramnya.
Wanita yang ingin bersafar harus ditemani mahram (laki-laki dewasa yang haram dinikahi selamanya. Misal ayah, saudara laki-laki, kakek, paman dll). Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah seseorang itu bersafar selama tiga hari kecuali bersama mahramnya.” (HR. Bukhari-Muslim). Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda “Tidak boleh seorang wanita bersafar kecuali bersama mahramnya. Tidak boleh berkhalwat (berdua-duaan) dengan wanita kecuali bersama mahramnya.”Kemudian ada seseorang yang berkata, “Wahai Rasulullah, aku ingin keluar mengikuti peperangan ini dan itu. Namun istriku ingin berhaji.” Beliau bersabda, “Lebih baik engkau berhaji bersama istrimu.” (HR. Bukhari )
Apabila wanita yang ingin bepergian belum mendapatkan suami atau mahramnya, maka safarnya ditunda sampai ada mahram yang menemaninya.
Syaikh Utsaimin ditanya, apa hukum safar bagi wanita karena ada pekerjaan yang menuntutnya untuk safar? Beliau mengatakan Haram. Jika tidak ada mahram maka janganlah bersafar.
Mahram bagi wanita adalah laki-laki yang sudah baligh bukan anak kecil karena maksud disyari’atkannya mahram adalah penjagaan dan perlindungan kepada wanita. Berkata Ibnu Qudamah rahimahullahu: "Dan disyaratkan bagi mahram orang yang dewasa dan berakal." Imam Ahmad pernah ditanya: "Apakah anak kecil bisa menjadi mahram?" Beliau menjawab: "Tidak, sampai dia dewasa, karena dia belum bisa mandiri maka bagaimana dia keluar bersama wanita, karena tujuan dari adanya mahram adalah menjaga wanita, dan itu tidak terwujud kecuali dari orang yang sudah baligh dan berakal, maka camkanlah!”
Batasan Safar
Ada beberapa pendapat mengenai batasan safar. Antara lain sebagai berikut:
1. Jarak minimal suatu perjalanan dianggap/disebut safar adalah 4 barid = 16 farsakh = 48 mil = 85 km. Ini adalah pendapat Ibnu ‘Umar, Ibnu ‘Abbas, Al-Hasan Al-Bashri, Az-Zuhri, Malik, Ahmad, dan Asy-Syafi’i. Dalilnya adalah riwayat dari Ibnu ‘Umar dan Ibnu ‘Abbas. “Adalah beliau berdua (Ibnu ‘Umar dan Ibnu ‘Abbas) shalat dua rakaat (qashar) dan tidak berpuasa dalam perjalanan 4 barid atau lebih dari itu.” (HR Al Baihaqi, shahih, dan HR Bukhari)
2. Jarak minimal sebuah perjalanan dianggap/disebut safar adalah sejauh perjalanan 3 hari 3 malam (berjalan kaki atau naik unta). Ini adalah pendapat Ibnu Mas’ud, Suwaid bin Ghafalah, Asy-Sya’bi, An-Nakha’i, Ats-Tsauri, dan Abu Hanifah. Dalilnya adalah hadits Ibnu ‘Umar: “Tidak boleh seorang wanita safar selama tiga hari kecuali bersama mahramnya.”(HR. Bukhari)
3. Safar tidak memiliki batasan dalam jarak. Jika dalam suatu perjalanan itu dianggap safar maka itu disebut sebagai safar (sesuai 'urf/kebiasaan masyarakat setempat). Ini pendapat madzhab Dhahiri dan yang dipilih oleh syaikh Islam Ibnu Taimiyyah serta Ibnul Qayyim.
Dalam kitab i'laamul musaafirin karya Syaikh Utsaimin, menurut sebagian besar ulama kapan dikatakan safar jika diukur dengan jarak yaitu antara 81 atau 83 km. Sebagian ulama juga berpendapat bahwa safar itu sesuai 'urf/kebiasaan adat setempat. Misalkan fulan pergi dari tempat A ke B, masyarakat ada yang menganggap bahwa perginya si Fulan itu adalah safar tetapi masyarakat lain menganggap itu bukan safar.
Pendapat yang paling kuat –wallahu a’lam– adalah pendapat yang menyatakan bahwa batasan safar kembali kepada ‘urf (kebiasaan masyarakat setempat).
Syaikh Ibnu Baz jika ditanya masalah batasan safar beliau menjawab tolak ukurnya dengan jarak. Syaikh Utsaimin (murid syaikh Ibnu Baz) bertanya mengapa tolak ukurnya dengan jarak padahal tidak ada dari sisi dalil yang kuat? Syaikh Ibnu Baz memberi jawaban bahwa manusia (apalagi orang awam) butuh kepastian terkait bagaimana tolak ukur dikatakan safar. Karena banyak yang bertanya apakah dikatakan safar jika bepergian dari suatu daerah ke daerah lain. Sehingga jika tolak ukur safar dengan jarak mereka bisa memastikan apakah perjalanan mereka nanti safar atau tidak.
Hikmah safar ditemani mahram
Adapun hikmah dilarangnya wanita safar tanpa mahram adalah untuk menjaganya dari kejelekan dan kerusakan serta melindunginya dari orang-orang jahat dan nakal karena wanita itu kurang akalnya, pikirannya, dan juga lemah dalam membela dirinya. Adanya mahram dalam safar akan melindungi dan menjaga seorang wanita dan mengurus segala urusannya. Sebab safar merupakan sumber keletihan dan kesulitan, sedangkan seorang wanita karena kelemahannya membutuhkan orang yang menolong dan mendampinginya. Jika seorang wanita bersama mahramnya maka tidak ada orang jahat yang berani mengganggunya sehingga kehormatan dan kemuliaannya tetap terjaga.
Termasuk sesuatu yang bijak apabila wanita dilarang bepergian tanpa mahram yang bisa melindungi dan menjaganya. Oleh karena itu disyaratkan mahram tersebut sudah baligh dan berakal, tidak cukup mahram anak kecil atau orang yang kurang akalnya karena mereka tidak bisa menjaga/melindungi wanita tersebut.
Lalu bagaimana jika wanita terpaksa safar tanpa mahram? Hukum asalnya wanita tidaklah boleh bersafar tanpa mahram. Wajib bagi mahram menemani wanita tersebut dalam keseluruhan safar. Tidak cukup sebenarnya misalkan jika mahram hanya menemani wanita tersebut sampai bandara, lalu mahram yang lain menjemput lagi di bandara berikutnya. Namun saat mendapati keadaan darurat, seperti itu dibolehkan. Ibnu Nujaim menyebutkan suatu kaidah fikih, “Keadaan darurat membolehkan sesuatu yang terlarang." Apa syarat disebut darurat? Di antara syaratnya, tidak ada jalan lain kecuali dengan menerjang larangan demi hilangnya dharar (bahaya). Jika wanita terpaksa safar tanpa mahram karena mahramnya masih belum paham agama atau benar-benar tidak bisa menemaninya safar, maka wanita tersebut -semoga tidak mengapa- boleh safar jika perjalanan yang ditempuh dijamin keamanannya meskipun lebih baik safar beserta mahram.
Hendaknya seorang wanita yang akan bersafar berusaha agar bisa ditemani mahram. Apabila belum ada mahram yang bisa menemani, jika safar bisa ditunda maka menunda safar sampai ada mahram itu lebih baik. Jika darurat harus safar segera dan tidak ada mahram maka berdoa meminta perlindungan kepada Allah serta diberi jalan keluar yang terbaik.
Wallahu a'lam
Khusnul Rofiana S.Si