Sabtu, 15 Juni 2013

Iman ibarat sebuah pohon

Iman bagi ibadah adalah ibarat akar bagi pohon
Jika pohon ditanam tanpa akar, maka dia akan mati
Siapa yang menanam pohon dengan akar maka akan tumbuh dan berbuah
Siapa yang beribadah disertai iman pastilah akan hidup, tumbuh dan berbuah kebaikan demi kebaikan

Iman adalah jiwanya ibadah
Jasad tanpa jiwa, maka ia mati….tidak ada gunanya
Hidup dan mati ibadah ada pada iman
Ibadah tanpa disertai iman, ibadah itu mati…tidak ada manfaatnya
Amal ibadah yang disertai iman adalah amal ibadah yang ditunaikan sepenuh jiwa
Ibadah yang ditunaikan sepenuh jiwa akan menjadi cahaya bagi jiwa
Membuat jiwa terisi dengan nila-nilai ukhrowiyyah

Jadilah manusia yang melakukan ibadah disertai iman
Jadilah manusia yang bejiwa akhirat
Jadilah manusia yang menghargai apapun dengan akhirat

Jadikanlah dunia di tanganmu bukan di hatimu
Jadikanlah akhirat di hatimu
Jadikanlah Allah sebagai tujuanmu
-Maa Kaana lillahi abqa-

Faidah kajian ustadz Syatori @MPR

Kisah Bakti Anak Kepada Ayahnya Yang Telah Meninggal

Suatu hari ada seorang anak yg diadili oleh hakim karena ayahnya. Dia diadili karena hutang ayahnya sebesar 630.000 dinar. Karena tidak bs melunasinya,sang anak rela dipenjara agar hutang ayahnya bisa terlunaskan dg cara dia dipenjara. Dia tidak mau ayahnya tergantung di akhirat nanti.
Sang hakim berkata "berapa yg bisa bayar untuk melunasi hutang ayahmu?"
Sang anak berkata:"saya sudah bekerja 1 tahun dan hanya bisa mengumpulkan 10.000 dinar. Penjaralah saya saja karena saya tidak bisa melunasi hutang ayah saya. Saya tidak mau ayah saya terkatung-katung di akhirat saya nanti.
Sang hakim:"kenapa kamu rela dipenjara?"
Sang anak: "karena saya ingin berbakti kepada ayah saya"
Sang hakim: "saya beri kamu waktu 3 bulan untuk bekerja dan melunasi hutang ayahmu"
Setelah tiga bulan...
Sang anak:" saya hanya bisa mengumpulkan 20.000 dinar. Kurang 600.000 dinar.. penjaralah saya agar saya bisa melunasi hutang ayah saya.
Sang hakim lalu mengeluarkan kertas dan menuliskan 600.000 dinar. Dia berkata :"ada seorang saudagar yg simpati dengan sikapmu terhadap ayahmu. Dia membantumu melunasi hutang ayahmu.
Saya ingin bertanya bagaimana bisa dalam waktu 3 bulan kamu bisa mengumpulkan 20.000 dinar? Padahal dulu kamu bekerja 1 tahun dan hanya bisa mengumpulkan 10.000 dinar.
Sang anak berkata : "saya bekerja dan banyak istighfar kepada Allah".

Pelajaran yg bisa kita ambil dari kisah ini:
1. Hendaknya kita berbakti kepada orang tua kita meskipun sudah meninggal.
2. Banyak istighfar, istighfar jg merupakan salah satu kunci rizki

diringkas dari radiorodja.com dengan sedikit perubahan bahasa

Tambak Bayan, 7 Juni 2013
Ummu Hanif ar rofiana 

Hukum Seputar Puasa di Bulan Ramadhan


Alhamdulillah, Allahumma sholli wa sallim ‘ala nabiyyina muhammad
Tak terasa bulan Ramadhan akan segera tiba... Jika sebelum ujian kita sibuk belajar agar mendapatkan nilai maksimal, sebelum puasa harus persiapan agar ibadah kita maksimal dan bisa diterima Allah. Sebelum beramal  harus berilmu dahulu kan?
Berikut ada ringkasan tentang Hukum Seputar Puasa di Bulan Ramadhan...

Hukum Puasa di bulan Ramadhan adalah wajib. Allah berfirman: “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian untuk berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa. QS Al Baqarah 183
Jika seseorang meninggalkan dengan sengaja maka perbuatan itu merupakan dosa besar.
Puasa diwajibkan bagi beberapa golongan:
1.     Seorang muslim
2.     Orang berakal
3.     Orang dalam kondisi sehat atau sakitnya ringan
4.     Orang yang mukim/tidak safar
Bagi wanita haid, tidak boleh berpuasa dan wajib mengqadhanya. Bagi wanita yang nifas, hukumnya seperti wanita haid yaitu wajib mengqadhanya.
Diriwayatkan dari 'Aisyah Radhiyallahu 'Anha, beliau pernah ditanya: "Kenapa wanita haid mengqadha' puasa dan tidak mengqadha' shalat?" Lalu beliau menjawab, "Kami mengalami hal itu (haid) pada masa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, lalu kami diperintahkan mengqadha' puasa dan tidak diperintahkan mengqadha' shalat." (HR. Muslim dan lainnya). Diriwayatkan pula dari Abu Sa'id al-Khudri Radhiyallahu 'Anhu, Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, "Bukankah jika haid mereka tidak shalat dan tidak berpuasa? Itulah kekurangan agama mereka." (HR. Bukhari dan lainnya)
Bagi wanita yang hamil dan menyusui, menurut pendapat Ibnu Abbas  dan Ibnu ‘Umar cukup dengan membayar fidyah.

Syarat-syarat Puasa:
1.      Suci. wanita yang berpuasa harus suci dari haid dan nifas.
2.      Harus berniat. Wajib berniat tiap hari puasa Ramadhan sebelum terbitnya fajar. Menurut Imam Nawawi dan kesepakatan para ulama niat itu ada di dalam hati, tidak perlu diucapkan.

Rukun Puasa:
Rukun puasa hanya satu yaitu menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan puasa dari terbit fajar sampai tenggelamnya matahari.

Sunnah-sunnah Puasa
1.      Sedekah.  Ibnu Abbas,Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam adalah orang yang paling gemar melakukan kebaikan. Kedermawanan (kebaikan) yang beliau lakukan lebih lagi di bulan Ramadhan yaitu ketika Jibril ‘alaihis salam menemui beliau. Jibril ‘alaihis salam datang menemui beliau pada setiap malam di bulan Ramadhan (untuk membacakan Al Qur'an) hingga Al Qur'an selesai dibacakan untuk Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Apabila Jibril ‘alaihi salam datang menemuinya, beliau adalah orang yang lebih cepat dalam kebaikan dari angin yang berhembus.
2.      Memberi makan kepada orang yang berbuka puasa. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabdaSiapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun juga.
3.      Menyegerakan berbuka
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda Manusia akan senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka.”
4.      Berbuka dengan kurma jika mudah diperoleh atau dengan air. Jika tidak mendapati kurma bisa diganti dengan makanan yang manis-manis. Diantara ulama ada yang menjelaskan bahwa dengan makan yang manis-manis (semacam kurma) akan memulihkan kekuatan, sedangkan minum air akan menyucikan.
5.      Banyak berdoa ketika berbuka puasa.  Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,  Ada tiga orang yang do’anya tidak ditolak : (1) Pemimpin yang adil, (2) Orang yang berpuasa ketika dia berbuka, (3) Do’a orang yang terdzolimi.
6.      Mengakhirkan makan sahur.
Disunnahkan untuk mengakhirkan waktu sahur hingga menjelang fajar. Hal ini dapat dilihat dalam hadits berikut. Dari Anas, dari Zaid bin Tsabit, ia berkata,“Kami pernah makan sahur bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kemudian kami  punberdiri untuk menunaikan shalat. Kemudian Anas bertanya pada Zaid, ”Berapa lama jarak antara adzan Shubuh dan sahur kalian?” Zaid menjawab, ”Sekitar membaca 50 ayat”. Dalam riwayat Bukhari dikatakan, “Sekitar membaca 50 atau 60 ayat.”
Ibnu Hajar mengatakan, “Maksud sekitar membaca 50 ayat artinya waktu makan sahur tersebut tidak terlalu lama dan tidak pula terlalu cepat.” Al Qurthubi mengatakan, “Hadits ini adalah dalil bahwa batas makan sahur adalah sebelum terbit fajar.”
Waktu Fajar ada 2:
1.      Fajar kadzib yaitu pancaran sinar putih yang menjulang (vertikal) muncul sebelum fajar shodiq.
2.      Fajar shodiq yaitu munculnya cahaya warna merah di ufuk timur membentang horisontal dan setelahnya akan terang. Waktu ini waktu diharamkannya makan dan dihalalkan sholat subuh.
Berakhirnya waktu sahur tidak ditentukan karena waktu imsakiyah yang telah beredar, tetapi karena telah muncul fajar shodiq.
Yang membatalkan puasa:
1.    Makan dan minum
2.    Muntah dengan sengaja
3.    Haid dan Nifas
4.    Berjima’ di siang hari
Yang dibolehkan ketika berpuasa:
1.      Masuk waktu subuh dalam keadaan junub
2.      Bersiwak
3.      Berkumur-kumur dan menghirup air
4.      Bercumbu dan mencium istri, asal bisa menahan syahwat
5.      Bekam, donor darah
6.      Mencicipi makanan selama tidak masuk ke kerongkongan
7.      Bercelak dan memakai tetes mata
8.      Mandi dan mengguyur kepala dengan air
Ada perbuatan-perbuatan yang harus dijauhi agar puasa tidak sia-sia. Karena betapa banyak orang yang puasa tetapi hanya mendapatkan lapar dan haus. Yang harus dijauhi antara lain:
1.      Berkata dusta. Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta maka Allah tidak butuh lagi tentang lapar dan haus yang ia tahan.
2.      Berkata sia-sia dan rafats (kata-kata porno).
3.      Menambah perbuatan maksiat. Jabir bin Abdillah berkata “Seandainya engkau berpuasa, hendaklah pendengaran dan penglihatanmu juga puasa dari hal yang haram, jauhi perkataan dusta dan jangan mengganggu tetanggamu....”.

Faidah rekaman kajian Hukum Seputar Puasa Ramadhan oleh Ustadz Abduh Tuasikal
Tambak Bayan, Sleman, 15 Juni 2013
Ummu Hanif



Selasa, 09 April 2013

Hukum Mencium tangan dan membungkukkan badan


Di masyarakat, sebagai bentuk penghormatan kepada orang yang lebih tua atau yang lebih terhormat jika seseorang bertemu mereka terkadang mencium tangan atau ketika melewati mereka membungkukkan badan. Sebenarnya, bagaimanakah hukumnya???
Tanya: “Ustadz benarkah bahwa mencium tangan orang dan membungkukkan badan maka hal tersebut bukanlah syariat Islam melainkan ajaran kaum feodalis? Jika demikian, mohon dijelaskan. Jazakumullah”.
Jawab:
Ada beberapa hal yang ditanyakan:
Pertama, masalah cium tangan
Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani mengatakan,
“Tentang cium tangan dalam hal ini terdapat banyak hadits dan riwayat dari salaf yang secara keseluruhan menunjukkan bahwa hadits tersebut shahih dari Nabi. Oleh karena itu, kami berpandangan bolehnya mencium tangan seorang ulama (baca:ustadz atau kyai) jika memenuhi beberapa syarat berikut ini.
1. Cium tangan tersebut tidaklah dijadikan sebagai kebiasaan. Sehingga pak kyai terbiasa menjulurkan tangannya kepada murid-muridnya. Begitu pula murid terbiasa ngalap berkah dengan mencium tangan gurunya. Hal ini dikarenakan Nabi sendiri jarang-jarang tangan beliau dicium oleh para shahabat. Jika demikian maka tidak boleh menjadikannya sebagai kebiasaan yang dilakukan terus menerus sebagaimana kita ketahui dalam pembahasan kaedah-kaedah fiqh.
2. Cium tangan tersebut tidaklah menyebabkan ulama tersebut merasa sombong dan lebih baik dari pada yang lain serta menganggap dirinyalah yang paling hebat sebagai realita yang ada pada sebagai kyai.
3. Cium tangan tersebut tidak menyebabkan hilangnya sunnah Nabi yang sudah diketahui semisal jabat tangan. Jabat tangan adalah suatu amal yang dianjurkan berdasarkan perbuatan dan sabda Nabi. Jabat tangan adalah sebab rontoknya dosa-dosa orang yang melakukannya sebagaimana terdapat dalam beberapa hadits. Oleh karena itu, tidaklah diperbolehkan menghilangkan sunnah jabat tangan karena mengejar suatu amalan yang status maksimalnya adalah amalan yang dibolehkan (Silsilah Shahihah 1/159, Maktabah Syamilah).
Akan tetapi perlu kita tambahkan syarat keempat yaitu ulama yang dicium tangannya tersebut adalah ulama ahli sunnah bukan ulama pembela amalan-amalan bid’ah.
Kedua, membungkukkan badan sebagai penghormatan
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيَنْحَنِى بَعْضُنَا لِبَعْضٍ قَالَ « لاَ ». قُلْنَا أَيُعَانِقُ بَعْضُنَا بَعْضًا قَالَ لاَ وَلَكِنْ تَصَافَحُوا
Dari Anas bin Malik, Kami bertanya kepada Nabi, “Wahai Rasulullah, apakah sebagian kami boleh membungkukkan badan kepada orang yang dia temui?”. Rasulullah bersabda, “Tidak boleh”. Kami bertanya lagi, “Apakah kami boleh berpelukan jika saling bertemu?”. Nabi bersabda, “Tidak boleh. Yang benar hendaknya kalian saling berjabat tangan” (HR Ibnu Majah no 3702 dan dinilai hasan oleh al Albani).
Dari uraian di atas semoga bisa dipahami dan dibedakan antara amalan yang dibolehkan oleh syariat Islam dan yang tidak diperbolehkan.

Senin, 08 April 2013

Istiqomah itu sulit, tapi HARUS.....

Dalam menjalankan syari’at, sebagai seorang hamba kita diperintahkan untuk istiqamah. Istiqamah adalah menempuh jalan yang lurus, yaitu agama yang lurus tanpa membengkok ke kanan maupun ke kiri. Dan hal ini mencakup ketaatan secara kesuluruhan, baik lahir maupun batin serta meninggalkan segala bentuk larangan.
Allah Ta’ala  berfirman:
فَاسْتَقِيمُوا إِلَيْهِ وَاسْتَغْفِرُوهُ
…” Maka tetaplah pada jalan yang lurus menuju kepadaNya dan mohonlah ampun kepadaNya,,” (QS Fushshilat: 6)
Allah Ta’ala juga berfirman:
فَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ
Maka tetaplah kamu pada jalan yang lurus (benar), sebagaimana diperintahkan kepadamu.” (QS Hud:112)
Allah Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi memerintahkan Rasul-Nya agar tetap teguh dan senantiasa beristiqamah, sebagaimana yang telah diperintahkan dan dijelaskan oleh Allah.
Dari Abu ‘Amr – ada yang mengatakan Abu ‘Amrah Sufyan bin ‘Abdillah, dia berkata:
قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللهِ، قُلْ لِي فِي الْإِسْلَامِ قَوْلًا لَا أَسْأَلُ عَنْهُ أَحَدًا غَيْرَكَ. قَالَ: قُلْ آمَنْتُ بِاللهِ ثُمَّ اسْتَقِمْ
Aku berkata: “Ya Rasulullah, katakanlah kepadaku satu perkataan dalam islam, yang aku tidak akan bertanya lagi kepada seorangpun selain anda.” Beliau bersabda : “Katakanlah: Aku beriman kepada Allah kemudian Istiqamahlah. (HR. Muslim)

Pelajaran dari hadits ini antara lain:

  • Semangat dan antusias para sahabat terhadap ilmu. Hal ini ditunjukkan dengan adanya berbagai pertanyaan kepada Rasulullah.
  • Seseorang hendaknya menanyakan pertanyaan yang mencakup dan mencukupi sehingga dia tidak tersamarkan dari banyak ilmu yang akhirnya akan bercampur.
  • Orang yang melalaikan kewajiban berarti tidak istiqamah. Bahkan telah terjadi penyimpangan darinya.
  • Sebaiknya bagi seorang hamba untuk senantiasa mengawasi diri dan jiwanya. Dia seharusnya memeriksa diri apakah dia istiqamah atau tidak. Jika dia mendapati dirinya istiqamah maka hendaknya dia memuji Allah kemudian memohon ketetapan dan kekokohan kepadaNya. Namun, jika dia belum istiqomah maka wajib baginya untuk menempuh jalan istiqomah.

Kiat-kiat agar seorang hamba bisa istiqamah

  • Memperkuat imannya.
  • Membekali dengan ilmu yang bermanfaat yaitu Al Qur’an dan As Sunnah.
  • Mempelajari tentang kisah para Rasul dan ulama karena mereka diuji dengan ujian berat tetapi  tetap bisa istiqamah.
  • Kesabaran dan keyakinan. Sabar menjalani konsekuensi kehidupan ini. Salah satu kegagalan yang dialami manusia adalah karena ketidak sabarannya.
  • Mengisi kehidupan dengan amal yang salih.
  • Senantiasa berdoa kepada Allah agar diberi ketetapan hatinya.
Yaa muqallibal quluub, tsabbit qalbi ‘alaa diinik
Wallahu a’lam
***
Artikel Muslimah.Or.Id
Penulis: Khusnul Rofiana Ummu Hanif
Murajaah: Ustadz Ammi Nur Baits
Referensi:
  • Syarah Riyadhuss Shalihin karya Syaikh Salim bin “ied Al-Hilali
  • Syarah al Arba’in An Nawawi karya Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin
  • Video ceramah yufid.tv “Kiat Istiqamah di Zaman Fitnah”


Sumber: https://muslimah.or.id/4262-menjadi-muslimah-yang-istiqamah.html