Selasa, 08 Mei 2018

Pelajaran Tauhid Saat Makan Kelengkeng



Di kebun belakang rumah orang tua kami ditanami sebuah pohon kelengkeng. Alhamdulillah, pohon itu  berbuah lebat sehingga kami sekeluarga bisa menikmatinya.

Suatu hari menjelang sore, saya, ibu dan bapak makan buah kelengkeng. Buah ini berkulit agak tipis. Ketika sedang makan buah ini, rasanya tidak semanis sebelumnya. Lalu saya makan lagi, ada rasa yang manis seperti sebelumnya.

Bapak kemudian bilang yang intinya bahwa buah yang dihasilkan di pohon yang sama, rasanya bisa beda-beda. Anak-anak yang dilahirkan oleh ibu yang sama, fisik dan sifatnya pun beda-beda. Ini semua menunjukkan tanda kekuasaan Allah. Tidak ada yang bisa menciptakan ini selain Allah.

Setiap apa yang kita alami bisa diambil hikmahnya jika kita mau merenung dan berfikir. Berfikir akan tanda-tanda kekuasaan-Nya sehingga kita merendah kepada-Nya. Merenungi setiap hikmah akan ciptaan-Nya agar kita makin bertaqwa kepada-Nya.

Cinta Ilmu


Cinta Ilmu
Seberapa besar cintamu terhadap ilmu?
Ketika engkau terlalu tenggelam dengan rutinitas rumah tanggamu
Merasa tidak ada waktu luang untuk menuntut ilmu

Padahal...
Ulama terdahulu berusaha keras menuntut ilmu
Dengan terbatasnya fasilitas yang dimiliki
Mereka semangat menuju majelis ilmu dengan berjalan kaki
Meski jarak yang ditempuh memegalkan kaki

Seberapa besar cintamu terhadap ilmu?
Ketika ulama terdahulu semangat menulis ilmu bermanfaat hingga berlembar-lembar
Mengumpulkan kitab-kitab ulama dan mempelajarinya
Ketika mendapati kitabnya hilang hanya beberapa lembar
Mereka sangat sedih melebihi sedih kehilangan kerabatnya
Hingga banyak orang berusaha menghiburnya
Namun, saat ini mungkin engkau lebih terlena memegang gadgetmu
Daripada kitab para ulama yang lebih bermanfaat bagimu

Bagaimana engkau bisa mencintai ilmu?
Jika engkau tidak memaksa dirimu
Mencari ilmu dengan ikhlas karena RabbMu
Bagaimana engkau bisa mencintai ilmu?
Jika kemalasan telah menguasaimu

Maka...
Berjuanglah semampumu
Untuk mendapat ilmu yang bermanfaat bagimu
Karena hidupmu akan lebih bahagia dengan ilmu

Senin, 07 Mei 2018

Pengalaman Memakai Berbagai Macam Gendongan

Assalamu'alaykum...
Postingan ini ditujukan kepada ibu-ibu dan calon ibu yang senantiasa semangat belajar untuk mendidik dan merawat anaknya. salah satu ilmu yang cukup penting untung merawat anak dan meningkatkan bonding dengan mereka adalah ilmu menggendong.
dalam menggendong tidak hanya asal pegang, diayun-ayun agar anak anteng. Namun, ada ilmunya agar si penggendong dan yang digendong aman dan nyaman.
"Alat" untuk menggendongpun ada bermacam-macam, ada jarik, woven wrap, strechy wrap, soft structure carrier (ssc), pouch, onbuhimo dll.
Berikut ini saya ingin "share" pengalaman mencoba berbagai macam gendongan.

1. Jarik-slipknot.
Metode ini paling sederhana, tanpa modal besar. Karena hanya butuh selendang/jarik yang panjangnya sekitar 2m. Cara menyimpulnya sederhana, mudah dilakukan sendiri. Bagi yang berjilbab lebar,jarik-slipknot lebih mudah dipraktekan daripada jarik yang diuwel-uwel. Hehe...
Minusnya, jika agak lama menggendong bahu penggendong jadi kurang nyaman. Kadang anak jadi melorot (tergantung jenis kain selendang).


2. Airsling cuddleme
Bahannya ringan, ada lubang-lubangnya, mudah dilipat dan disimpan di tas.
Saat dipakai untuk menggendong anak, cukup nyaman. Karena di bagian bahu ada busa dan ada ring protectornya.
Cocok dipakai saat cuaca panas atau sedang bermain air.


3. Nosew ringsling
Bagi yang kurang cocok pakai jarik-slipknot, tapi nggak mau jariknya nganggur, bisa pakai ring tanpa celah yang sudah teruji. Kalo saya pake ring size L merk slingrings. Cara pasangnya cukup mudah, bisa lihat di youtube (kalau saya dulu lihat video tutorial dr Ika Fairuza).
Nosew ringsling menurut saya lebih nyaman daripada jarik-slipknot. Karena ketika memasang ring, ada bagian dilipat untuk dipasang di bahu. Jadi lebih empuk di bagian bahunya.


4. Ringsling babywrap rainbow night
Beda dengan nosew ringsling, ringnya gendongan ini udah dijahit. Jadi pakainya lebih gampang. Tidak gampang mlorot dan bahannya nyaman sekali...
Nyobain ini pas travelling wrap dari daiesu.


5. SSC cuddleme
Nyobain ssc pertama kali punya kakak ipar. Ssc ini ringan, bisa dilipat dengan ringkas. Awal-awal pakai masih perlu penyesuaian. Mungkin karena settingan kurang pas, pinggangnya agak sakit. Setelah nyoba lagi dan lihat video tutorialnya, alhamdulillah bisa menemukan settingan yang pas. Ssc ini bisa dipakai dari newborn dengan tambahan infant insert sampai umur 2,5 tahun dengan tambahan footrest. Harga ssc ini lebih ekonomis daripada yang lain.


6. SSC bobita
Kesan pertama kali lihat, gagah. Warnanya kebanyakan polos tanpa motif jadi si bapak lebih PD pakai yang polos daripada motif yang unyu-unyu  ðŸ˜… .Bisa dipakai dari umur 7 bln sampe 4/5 th dengan tambahan toddler extention. Meski dipegang lebih berat daripada cuddleme, waktu dipakai ringan dan nyaman. Body panelnya empuk, ada semacam busanya. Jadi kalau anak pas duduk di bagian body panel, pahanya tidak ada bekas merah. Adem juga bahannya, jadi si anak tidak mudah gerah. Bucklenya standar militer,  perlu pencet 3 titik secara bersamaan. Jadi lebih aman insyaallah. Karena waktu pakai cmc si balita suka mainin bucklenya.
SSC ini cocok untuk ibu yang berbadan agak besar, minimal lingkar pinggang 70cm.
Untuk jenis SSC merk lokal yang belum saya coba adalah SSC Nana baby carrier, Andrea. Ibu-ibu bisa search review gendongan tersebut.

Memilih gendongan itu seperti memilih jodoh. Jika ada orang lain yang nyaman memakai gendongan X belum tentu sama dengan kita. Jadi baiknya coba dulu berbagai macam gendongan, mana yang pas buat diri sendiri. Bisa dengan ikut komunitas gendong di daerahnya, bisa dengan rental dulu atau pinjam teman. Bisa juga beli dulu gendongannya, nanti kalau kurang nyaman bisa dijual lagi buat beli gendongan lain yang baru. Berpetualang memakai gendongan dulu. hehe..

Semoga Bermanfaat ^^